Kurban Sapi Purwakarta
Sahabat Aqiqah Purwakarta yang dirahmati oleh Allah Swt. Pada topik kali ini kami hendak mengajak para Sahabat Aqiqah Purwakarta untuk membahas topik selanjutnya yakni Qurban di masa Nabi Ibrahim As, Qurban di masa Nabi Sulaiman As dan Qurban di masa Rasulullah Muhammad Saw. Tentu itu semua dalam rangka agar kita sama – sama memahami hakiat Kurban dan mendapatkan perjalanan Spiritual yang penuh hikmah ketika melaksanakan Ibadah Kurban, baik kurban kambing ataupun Kurban Sapi Purwakarta. Pada dua topic sebelumnya kita telah mendapati pendalaman makna Qurban yakni “Mempersempit jarak dan Menghilangkan penghalang” antara kita sebagai hamba dengan Allah Ya Malik sebagai sang pencipta. Selanjutnya dalam pembhasan kurban di zaman nabi Adam AS kita juga memahami ternyata tidak semua Kurban diterima Allah Swt, yang diterima hanyalah sesembahan kurban terbaik bahkan kalau bisa yang disayangi, dan hal yang dipersembahkan wujudnya pada masa itu bisa juga berupa selain hewan namun sesuai hasil profesinya.
Qurban Di Masa Nabi Ibrahim As
Diabadikan peristiwa kurban pada masa nabi Ibrahim As di dalam Al Quran Surah As Syafaat ayat 100 – 109, sebagai berikut :
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِيْنَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ. فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِيْنِ. وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيْمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِيْنُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي اْلآخِرِيْنَ. سَلاَمٌ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
Artinya : “Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang alim (cerdik dan bijaksana). Maka tatkala anak itu sampai (pada umurnya) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’ Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’.”.
Kisah ini sudah kerap sahabat Aqiqah Purwakarta dengar, Nabi Ibrahim As yang telah begitu lamanya mendambakan kehadiran seorang putra shalih, kemudian Allah Swt menghadirkannya dan nabi Ibrahimpun sangat bahagia atas kehadirannya, seketika putra yang didambakan itu dalam kondisi yang lucu lucunya, biasa daiajak bercanda, bermain, dan menjadi pelipur ketika penat. Allah Swt memberi perintah untuk mengkurbankannya dengan disembelih. Tatkala pesan dari Allah Swt itu disampaikan kepada nabi Ismail yang masih kecil, anak yang lugu dan shalih itu menerima perintah Allah Swt dengan begitu sabarnya. Tatkala keduaanya telah berserah diri dengan penuh kerelaan hati untuk melaksanakan perintah Allah Swt, seketika Allah Swt menggantinya dengan sesembelihan yang besar, dalam banyak riwayat menjelaskan diganti dengan Kambing Besar berkualitas.
Hikmah Qurban di masa Nabi Ibrahim As
Hikmah yang bisa diambil dari kisah qurban tersebut adalah, pertama ternyata yang dikurbankan bukanlah hewan ternak ataupun hasil pertanian ataupun sesuai hasil profesinya, melainkan bisa juga seorang anak manusia. Dalam banyak kisah yang lain digambarkan bahwasannya kedatangan putra nabi Ismail remaja ini begitu didambakan, sehingga begitu besar rasa kasih sayang, cinta nabi Ibrahim As kepada putranya. Kedua, Senada dengan dengan kurban pada masa Nabi Adam As, hal yang perlu dikurbankan adalah hal yang paling dicintai, paling disayangi, dalam peristiwa nabi Ibrahim As ini berwujud seorang remaja Nabi Ismail. Barangkali kedatangan putra yang sangat dicintai dan didambakan berpotensi besar menjadi penghalang atau memperbesar jarak hubungan antara Allah Swt sebagai pencipta dengan hamba yang semestinya mengabdi penuh. Sehingga perlu diuji oleh Allah Swt untuk dihilangkan sehingga jarak antara Pencipta dan Ciptaan semakin dekat, karenanya Allah swt memberi gambaran ujian melalui nabi Ibrahim As untuk mengorbankan hal yang paling dicintai oleh manusia walaupun itu adalah anak kandung sendiri. Ketiga, Sahabat Aqiqah purwakarta juga mendapatkan pendalaman hakikat qurban berupa kerelaan kehilangan atas yang dicintai. Apabila telah jelas tampak kerelaan hati, kepasrahan dan arah pandang hidup manusia hanyalah Allah Swt, siap kehilangan apapun asalkan bisa fokus pada Allah Swt semata maka sudah cukup ujian itu, hingga Allah Swt menghentikan nabi Ibrahim As untuk menyembelih putranya dan mengganti perintahnya untuk menyembelih yang lain. Hal ini bisa berarti, berkurban tidaklah harus kehilangan selamanya melainkan bisa sementara, sebagai tolak ukurnya adalah ketika kita sudah benar – benar rela dan tidak adalagi jarak serta penghalang antara diri kita dengan Allah Swt. Tentu hal ini menjadi ukuran individu masing – masing.
Pertanyaannya yang kerap penulis renungkan, Apa hal yang paling kita cintai ? Apa yang telah menjadi penghalang besar antara diri kita dengan Allah Swt sang penguasa alam raya ? Siapkah kita menghilangkan jarak & penghalang itu ? Walau hanya sementara ataupun selamanya ? Barangkali hanya masing – masing insan yang dapat mengetahui itu. Namun jika melihat perkembangan budaya dan modernitas yang saat ini berkembang kita bisa menebaknya dengan tepat walau tidak perlu diucap dengan jelas. Penulis ketika pernah melihat salah seorang sahabat, yang menangis begitu panjang, dalam dan berkelanjutan ketika ditinggal oleh orang yang sangat disayanginya, Ayahnya. Wajar saja beliau menangis begitu hebat karena jasa orang tuanya yang memang besar, baik dalam memenuhi kebutuhan batin dan materiilnya. Begitu berat, gemetar, mengguncang emosinya sehingga tiap orang yang berkunjung takziyah bisa merasakan aura kesedihannya. Barangkali begitulah persaan kita ketika melakukan Kurban yang besar, akan ada gejolak emosi dan gemetar fisik yang luar biasa, sebagai tanda bahwa kita telah berkurban hal besar, sebagaimana yang dirasakan oleh nabi Ibrahim As. Dalam artikel selanjutnya kami akan mengajak sahabat Aqiqah Purwakarta untuk membahas topik yang lain yakni Qurban di masa Nabi Sulaiman As dan Qurban di masa Rasulullah Muhammad Saw.
Beruntung kita umat nabi Muhammad Saw, dalam berkurban hanya perlu mengkurbankan Hewan Qurban Terbaik, bisa berwujud Kurban Sapi Purwakarta berkualitas ataupun Kambing yang berkualitas. Sekarang Sahabat Aqiqqah Purwakarta tidak perlu pusing lagi karena sekarang di DZ Aqiqah Purwakarta Hewan Qurban Purwakarta Terbaik sudah tersedia. Selain itu Sahabat Aqiqah purwakarta tidak perlu keliling kesana kemari untuk mencari kualitas hewan kurban terbaik karena kualitas Hewan Kurban dijamin dalam kondisi baik. Sahabat bisa mencari informasi lebih detailnya dengan bertanya secara langsung via telpon atau menanyakan via Whatsapp di nomor berikut 087728333255.
Selain menyediakan Hewan Qurban Purwakarta Terbaik, disana juga melayani Jasa Aqiqah Purwakarta sehingga Sahabat Aqiqah Purwakarta yang berencana mengadakan Hajatan Aqiqah Purwakarta untuk putra atau putrinya yang tentunya, murah, higienis dan memberdayakan masyarakat sekitar. Ada beragam pilihan menu masakan yang bisa disesuaikan permintaan dengan olahan khusus yang memiliki rasa khas. Atau bisa juga mengunjungi website resmi http://aqiqahpurwakarta.com/ atau mengunjungi langsung lokasi di Desa Parakan Garokgek, Rt 11/03, Kecamatan Kiara pedes Kabupaten Purwakarta (41175).