Qurban Purwakarta
Assalamualaikum Wr. Wb. Apakabar Sahabat Aqiqah purwakata yang budiman ? Semoga senantiasa dalam kondisi sehat dan dilindungi oleh Allah Swt. Dalam artikel kali ini kami akan membahas tentang lanjutan artikel sebelumnya, yang membahas tentang makna Ibadah Qurban. Dimana pada pembahasan tersebut kita menemukan maknai yang lebih luas tentang Ibadah Qurban yakni “Mempersempit jarak dan Menghilangkan penghalang” antara kita sebagai hamba dengan Allah Ya Malik sebagai sang pencipta. Kali ini kami akan membahas tentang bentuk qurban di setiap zaman, seperti yang telah diinformasikan didalam Kitab Suci umat Islam yakni Al Quran, Dimana tiap zaman, setiap Umat sudah ada perintah Qurban seperti yang terjelaskan pada Surah Al Hajj ayat 34, kita akan menemukan informasi ayat sebagai berikut :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
Arab-Latin: wa likulli ummatin ja’alnā mansakal liyażkurusmallāhi ‘alā mā razaqahum mim bahīmatil-an’ām, fa ilāhukum ilāhuw wāḥidun fa lahū aslimụ, wa basysyiril-mukhbitīn
Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”.
Dalam ayat – ayat Allah yang selainnya, Sahabat Aqiqah Purwakarta akan menemukan Informasi gambaran Qurban di tiap zamannya . Yang tentu itu semua mengarah pada hakikat Kurban itu sendri yakni “Mempersempit jarak dan Menghilangkan penghalang” antara kita sebagai hamba dengan Allah Swt. Dalam ruang yang singkat ini kami mengajak Sahabat Aqiqah Purwakarta membahas praktik Qurban di masa Nabi Adam As, Qurban di masa Nabi Ibrahim As, Qurban di masa Nabi Sulaiman As dan Qurban di masa Rasulullah Muhammad Saw Agar mengetahui, memiliki cakrawala ilmu Qurban lebih luas dan mendapatkan penghikmahan lebih mendalam dari praktik Ibadah Qurban.
Kurban Di Zaman Nabi adam
Di dalam kitab Al Quran, Surah Al Maidah ayat 27 Sebagai Berikut :
۞ وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْءَاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ
Arab-Latin : watlu ‘alaihim naba`abnai ādama bil-ḥaqq, iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar, qāla la`aqtulannak, qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqīn
Artinya : Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Dalam satu riwayat hadist karya Ibnu Katsir diceritakan kedua anak daripada Nabi Adam As, yakni Habil dan Qabil memiliki profesi yang berbeda. Habil sebagai peternak, yang salah satu hewan ternaknya adalah kambing. Sementara puteran nabi adam yang lain (Qabil) memiliki profesi sebagai petani, dimana salah satu hasil taninya adalah kuz dan zuwwan (semacam gandum). Ketika perintah Qurban itu datang kepada mereka. Putera Nabi Adam As yang bernama Habil memberikan hewan ternaknya yang paling gemuk, paling sehat diantara hewan – hewan lainnya, diceritakan pula bahwasannya kambing itu merupakan kambing kesayangannya yang selalu dirawat dengan baik, dibawa kemana – mana bahkan tidak jarang dibawanya ketika tidur, barangkali di zaman sekarang semacam hewan peliharaan kucing. Sementara putera nabi adam selainnya (Qabil) diriwayatkan ketika ada perintah berkurban datang, ia memberi hasil panen dari proses bertaninya kuz dan zuwwan (semacam gandum) namun dengan kualitas yang paling buruk dan memberikannya dengan hati yang tidak ikhlas, jika saya membayangkan seperti petani padi yang hasil panennya sebenarnya melimpah ruah dengan kualitas bagus namun yang diberikan adalah beras sudah penuh kutu. Lalu kemudian Allah Swt hanya menerima pemberian kurban terbaik yakni dari Habil putera nabi Adam As.
Hikmah yang dapat dipetik dari kisah Qurban pada zaman nabi Adam as yang termaktub dalam Hadist riwayat Ibnu Katsir adalah, Pertama ternyata tidak semua pemberian Qurban itu diterima, yang diterima adalah hasil Qurban terbaik dari pihak yang berkurban, bahkan hal yang paling disayangi, dicintai sebagaimana peliharaan Habil. Bukan hal yang sebaliknya, hal yang paling buruk, kita sendiri jijik dan tidak mau mengkonsumsi sebagaimana yang dilakukan oleh Qabil yang memberikan hasil tani yang buruk. Jadi kita perlu menghitung – hitung, mempertanyakan ulang apakah hal yang kita berikan (Qurbankan) ini nilainya berharga ataukah kita sendiri merasa sangat ringan, tidak butuh bahkan tidak mau memakainya, jangan sampai kita secara pribadi merasa sudah berkurban namun ternyata yang kita berikan adalah yang buruk, sehingga berpotensi kurban yang kita keluarkan tidak diterima oleh Allah Swt. Mudah – mudahan sahabat aqiqah purwakarta selama ini senantiasa memberikan Qurban Terbaiknya dan selalu diterima oleh Allah Swt. Hikmah yang kedua, Sahabat Aqiqah purwakarta bisa melihat bahwasannya bentuk kurban pada zaman nabi Adam As bukan hanya hewan, melainkan sesuai dengan hasil profesi masing – masing. Habil mengkurbankan hewan ternak yang paling disayangi dan Qabil memberikan kuz dan zuwwan (semacam gandum). Meskipun pada akhirnya yang diterima oleh Allah Swt adalah Kambing Terbaik dan paling dicintai oleh Habil bukan berarti kuz dan zuwwan (semacam gandum) yang dipersembahkan oleh Qabil tidak bisa dijadikan persembahan Qurban namun tidak diterimanya dikarenkan Qabil memberikan yang terburuk dan wajah serta hatinya tidak ikhlas mengharap ridho dari Allah Swt. Dalam artikel selanjutnya kami akan mengajak sahabat Aqiqah Purwakarta untuk membahas topik yang lain yakni Qurban di masa Nabi Ibrahim As, Qurban di masa Nabi Sulaiman As dan Qurban di masa Rasulullah Muhammad Saw.
Sahabat Aqiqah Purwakarta yang hendak mencari hewan Qurban Purwakarta Terbaik, agar pemberiannya atau sesembahannya diterima oleh Allah Swt, Sahabat Aqiqqah Purwakarta sekarang tidak perlu bingung – bingung lagi karena sekarang di DZ Aqiqah Purwakarta Hewan Qurban Purwakarta Terbaik sudah tersedia. Sahabat Aqiqah purwakarta tidak perlu repot – repot membandingkan, mensurvei kesana kemari karena kualitas Hewan Kurban sudah disortir, dipilah, dipilih yang terbaik. Sahabat bisa mencari informasi lebih detailnya via website resmi http://aqiqahpurwakarta.com/ atau mengunjungi langsung lokasi di Desa Parakan Garokgek, Rt 11/03, Kecamatan Kiara pedes Kabupaten Purwakarta (41175).
Selain menyediakan Hewan Qurban Purwakarta Terbaik, disana juga melayani Jasa Aqiqah Purwakarta sehingga Sahabat Aqiqah Purwakarta yang berencana mengadakan Hajatan Aqiqah Purwakarta untuk putra atau putri tercinta tidak perlu repot – repot lagi yang tentunya, murah, higienis dan memberdayakan masyarakat sekitar. Ada beragam pilihan menu masakan yang bisa disesuaikan request dengan olahan khusus yang meninggalkan jejak rasa tersendiri ditiap lidah yang mencicipinya. Untuk mudahnya langsung saja telpon atau tanyakan via Whatsapp di nomor berikut 087728333255.